Kamis, 05 Mei 2011
Inilah sejumlah perbedaan antara kantor dan penjara
Di Penjara. Dapat makan tiga kali sehari, gratis.
Di Kantor. Makan sekali, bayar lagi.
Di Penjara. Bisa bertemu dengan teman dan saudara.
Di Kantor. Bahkan nelpon mereka saja tidak boleh.
Di Penjara. Hidup Anda dibiayai dari pajak.
Di Kantor. Anda harus mengeluarkan sekian biaya untuk sampai ke kantor, gaji masih dipotong untuk bayar pajak.
Di Penjara. Bisa nonton TV dan main games.
Di Kantor. Bisa dipecat karena nonton TV dan main games.
Di Penjara. Jika berkelakuan baik, Anda diberi hadiah kebebasan.
Di Kantor. Jika berkelakuan baik, Anda diberi hadiah promosi plus tambahan pekerjaan.
Di Penjara. Ada penjaga yang kadang² sangat kejam dan sadis.
Di Kantor. Mereka disebut supervisor.
copas from: http://www.facebook.com/home.php#!/notes/puji-%E4%BC%8D%E7%90%A6%E5%AE%97/inilah-sejumlah-perbedaan-antara-kantor-dan-penjara/10150171214645920
Di Kantor. Makan sekali, bayar lagi.
Di Penjara. Bisa bertemu dengan teman dan saudara.
Di Kantor. Bahkan nelpon mereka saja tidak boleh.
Di Penjara. Hidup Anda dibiayai dari pajak.
Di Kantor. Anda harus mengeluarkan sekian biaya untuk sampai ke kantor, gaji masih dipotong untuk bayar pajak.
Di Penjara. Bisa nonton TV dan main games.
Di Kantor. Bisa dipecat karena nonton TV dan main games.
Di Penjara. Jika berkelakuan baik, Anda diberi hadiah kebebasan.
Di Kantor. Jika berkelakuan baik, Anda diberi hadiah promosi plus tambahan pekerjaan.
Di Penjara. Ada penjaga yang kadang² sangat kejam dan sadis.
Di Kantor. Mereka disebut supervisor.
copas from: http://www.facebook.com/home.php#!/notes/puji-%E4%BC%8D%E7%90%A6%E5%AE%97/inilah-sejumlah-perbedaan-antara-kantor-dan-penjara/10150171214645920
Rabu, 04 Mei 2011
AGAMA VS DAGANG OBAT
Ganjalan ini sudah ada dalam benak saya sejak pertama kali melihat kesaksian orang-orang yang baru saja pindah agama dari agama A ke agama B atau pun sebaliknya dari agama B ke agama A.
Sosok yang baru saja pindah agama ini tidak jarang tiba-tiba dielu-elukan bak pahlawan dan diundang untuk berceramah di berbagai kesempatan. Tidak jarang kesaksian yang diberikan oleh beberapa dari sosok-sosok yang pindah agama ini malah semakin meningkatkan sentimen dan kebencian antar agama. Saat mereka berbicara bagaikan tukang dagang obat yang menjatuhkan merk dagang obat lainnya dan menggembar-gemborkan merk obat yang baru saja dicobanya.
Apa saja yang diucapkan sosok ini ditelan mentah-mentah sambil manggut manggut oleh umat yang mendengarkannya. Dan seringkali kesaksiannya menjadi sangat lebay dengan bumbu disana sini bak sinetron. Dan yang lebih menyakitkan tidak jarang mereka mendapat uang dari hasil jualan obatnya itu. Makin besar uang pesangonnya makin maknyus juga mereka berkoar koar tentang dahsyatnya obat baru dan betapa buruknya merk obat lama yang sebelumnya mereka pakai.
Bagi saya pribadi memilih agama itu seperti memilih pasangan hidup. Beberapa orang memilihnya dengan cara kawin cerai, beberapa orang lain memilihnya dengan sangat berhati hati dan sekali untuk seumur hidup. Beberapa memilih pasangan hidup dengan melihat rupa fisiknya, yang lain dengan melihat hatinya, sedangnya ada pula yang melihat dari hartanya.
Kita mungkin terheran heran melihat seorang gadis cantik yang memilih menikah dengan pria yang menurut kita jelek bahkan tidak kaya. Sama seperti kita terheran heran kenapa saudara kita memilih memeluk sebuah agama yang menurut kita tidak tepat. Tapi dengan pasangan hidup tersebut dia memperoleh ketenangan dan mampu merasakan kebahagiaan yang sejati. Sama seperti ketika seseorang memilih memeluk sebuah agama tertentu. Dia memilihnya karena merasa aman, damai dan tentram ketika menjalankan ibadah di dalam agama tersebut.
Semua agama berusaha mengarahkan hidup manusia kepada kesempurnaan. Hanya saja ada jalannya berbeda beda. Ada yang lewat laut, ada yang lewat udara, ada yang lewat darat, ada yang melalui hutan, ada yang naik turun gunung, ada yang melalui lembah.
Apapun agama yang anda pilih, apapun pasangan hidup yang anda pilih, selama itu membawa anda menuju kesempurnaan lahir dan batin, bumi dan akhirat, dan tidak mengganggu orang lain maka anda sudah beragama dengan benar. Anda sudah memilih pasangan hidup yang tepat!
Membuat agama seperti promosi jualan obat dan menjatuhkan merk dagang obat lainnya hanyalah merendahkan hakikat agama itu sendiri. Dengan alasan menambah iman, kesaksian model dagang obat itu akhirnya malah semakin mempertajam perpecahan antar agama dan memperlebar jurang hubungan antar umat beragama di Indonesia ini.
Apalah artinya kita berebut umat jika 10 orang dari agama A pindah ke agama B dan sebaliknya 10 orang dari agama B pindah ke agama A kemudian mereka semua saling menjelek jelekkan satu sama lain?
Keberhasilan pemuka agama bukan dilihat dari jumlah umat yang berhasil dia bawa, bukan pula dari megahnya gedung ibadah yang ditempati. Tapi dari mental, tingkah laku dan perbuatan para umatnya.
Jika umatnya berlaksa laksa tapi sikapnya korup, merendahkan yang lainnya, suka mengagungkan diri sendiri, tidak ikhlas, tidak memiliki rasa syukur, tidak takut menipu dan menganggap sumbangan bagi tempat ibadah akan menyucikan uang haram mereka, suka menggunjingkan kesalahan orang lain dan menutupi-nutupi keburukan diri sendiri, maka jumlah berlaksa laksa itu tidak ada artinya sama sekali.
Sebaliknya jika umatnya sedikit tapi setiap umatnya penuh menjauhi sikap-sikap yang jahat di mata Allah maka nilainya berkali kali lipat lebih mulia dari jumlah umat berlaksa laksa yang bobrok itu.
Agama bukanlah dagang obat untuk menaikkan omset penjualan dan menggunakan segala cara marketing untuk meraup konsumen lebih banyak lagi! Agama tidak perlu dipromosikan dengan kesaksian menggebu-gebu bak iklan TV dengan menjatuhkan merk dagang lain secara terang terangan ataupun dengan kiasan.
Segala sesuatu yang dibentuk dengan menebar kebencian bukanlah jalan yang benar! Malahan hal itu menunjukkan betapa busuk dan egoisnya niat yang dilakukan walaupun dengan kedok iman sekalipun! Berbagai fitnah disebarkan hanya untuk memperlebar kekuasaan dan pengaruh mereka di tengah-tengah umat hanya demi menjadi pemimpin di dunia dengan memanfaatkan nama Allah!
Sesuci apapun niat kita tapi jika terselip kebencian dan amarah disitu maka kita telah membuka pintu bagi iblis untuk setiap saat membelokkan jalan kita menuju Allah yang benar! Sesuci apapun niat kita jika caranya penuh dengan dendam, amarah dan segala yang tidak baik maka tidak akan pernah menghasilkan sesuatu yang positif!
Agama adalah sebuah jalan penuh rahmat yang akan mengantar setiap orang sampai pada kesempurnaan dunia dan akhirat. Setiap orang akan memilih sesuai keyakinannya masing-masing. Maka biarkanlah rahmat itu yang bekerja dan mengantar setiap orang memilih jalan sesuai panggilannya masing masing menuju Allah yang Esa.
Sosok yang baru saja pindah agama ini tidak jarang tiba-tiba dielu-elukan bak pahlawan dan diundang untuk berceramah di berbagai kesempatan. Tidak jarang kesaksian yang diberikan oleh beberapa dari sosok-sosok yang pindah agama ini malah semakin meningkatkan sentimen dan kebencian antar agama. Saat mereka berbicara bagaikan tukang dagang obat yang menjatuhkan merk dagang obat lainnya dan menggembar-gemborkan merk obat yang baru saja dicobanya.
Apa saja yang diucapkan sosok ini ditelan mentah-mentah sambil manggut manggut oleh umat yang mendengarkannya. Dan seringkali kesaksiannya menjadi sangat lebay dengan bumbu disana sini bak sinetron. Dan yang lebih menyakitkan tidak jarang mereka mendapat uang dari hasil jualan obatnya itu. Makin besar uang pesangonnya makin maknyus juga mereka berkoar koar tentang dahsyatnya obat baru dan betapa buruknya merk obat lama yang sebelumnya mereka pakai.
Bagi saya pribadi memilih agama itu seperti memilih pasangan hidup. Beberapa orang memilihnya dengan cara kawin cerai, beberapa orang lain memilihnya dengan sangat berhati hati dan sekali untuk seumur hidup. Beberapa memilih pasangan hidup dengan melihat rupa fisiknya, yang lain dengan melihat hatinya, sedangnya ada pula yang melihat dari hartanya.
Kita mungkin terheran heran melihat seorang gadis cantik yang memilih menikah dengan pria yang menurut kita jelek bahkan tidak kaya. Sama seperti kita terheran heran kenapa saudara kita memilih memeluk sebuah agama yang menurut kita tidak tepat. Tapi dengan pasangan hidup tersebut dia memperoleh ketenangan dan mampu merasakan kebahagiaan yang sejati. Sama seperti ketika seseorang memilih memeluk sebuah agama tertentu. Dia memilihnya karena merasa aman, damai dan tentram ketika menjalankan ibadah di dalam agama tersebut.
Semua agama berusaha mengarahkan hidup manusia kepada kesempurnaan. Hanya saja ada jalannya berbeda beda. Ada yang lewat laut, ada yang lewat udara, ada yang lewat darat, ada yang melalui hutan, ada yang naik turun gunung, ada yang melalui lembah.
Apapun agama yang anda pilih, apapun pasangan hidup yang anda pilih, selama itu membawa anda menuju kesempurnaan lahir dan batin, bumi dan akhirat, dan tidak mengganggu orang lain maka anda sudah beragama dengan benar. Anda sudah memilih pasangan hidup yang tepat!
Membuat agama seperti promosi jualan obat dan menjatuhkan merk dagang obat lainnya hanyalah merendahkan hakikat agama itu sendiri. Dengan alasan menambah iman, kesaksian model dagang obat itu akhirnya malah semakin mempertajam perpecahan antar agama dan memperlebar jurang hubungan antar umat beragama di Indonesia ini.
Apalah artinya kita berebut umat jika 10 orang dari agama A pindah ke agama B dan sebaliknya 10 orang dari agama B pindah ke agama A kemudian mereka semua saling menjelek jelekkan satu sama lain?
Keberhasilan pemuka agama bukan dilihat dari jumlah umat yang berhasil dia bawa, bukan pula dari megahnya gedung ibadah yang ditempati. Tapi dari mental, tingkah laku dan perbuatan para umatnya.
Jika umatnya berlaksa laksa tapi sikapnya korup, merendahkan yang lainnya, suka mengagungkan diri sendiri, tidak ikhlas, tidak memiliki rasa syukur, tidak takut menipu dan menganggap sumbangan bagi tempat ibadah akan menyucikan uang haram mereka, suka menggunjingkan kesalahan orang lain dan menutupi-nutupi keburukan diri sendiri, maka jumlah berlaksa laksa itu tidak ada artinya sama sekali.
Sebaliknya jika umatnya sedikit tapi setiap umatnya penuh menjauhi sikap-sikap yang jahat di mata Allah maka nilainya berkali kali lipat lebih mulia dari jumlah umat berlaksa laksa yang bobrok itu.
Agama bukanlah dagang obat untuk menaikkan omset penjualan dan menggunakan segala cara marketing untuk meraup konsumen lebih banyak lagi! Agama tidak perlu dipromosikan dengan kesaksian menggebu-gebu bak iklan TV dengan menjatuhkan merk dagang lain secara terang terangan ataupun dengan kiasan.
Segala sesuatu yang dibentuk dengan menebar kebencian bukanlah jalan yang benar! Malahan hal itu menunjukkan betapa busuk dan egoisnya niat yang dilakukan walaupun dengan kedok iman sekalipun! Berbagai fitnah disebarkan hanya untuk memperlebar kekuasaan dan pengaruh mereka di tengah-tengah umat hanya demi menjadi pemimpin di dunia dengan memanfaatkan nama Allah!
Sesuci apapun niat kita tapi jika terselip kebencian dan amarah disitu maka kita telah membuka pintu bagi iblis untuk setiap saat membelokkan jalan kita menuju Allah yang benar! Sesuci apapun niat kita jika caranya penuh dengan dendam, amarah dan segala yang tidak baik maka tidak akan pernah menghasilkan sesuatu yang positif!
Agama adalah sebuah jalan penuh rahmat yang akan mengantar setiap orang sampai pada kesempurnaan dunia dan akhirat. Setiap orang akan memilih sesuai keyakinannya masing-masing. Maka biarkanlah rahmat itu yang bekerja dan mengantar setiap orang memilih jalan sesuai panggilannya masing masing menuju Allah yang Esa.
BUDAYA MENYALAHKAN
Ada budaya yang cukup unik dimiliki bangsa kita, yaitu budaya menyalahkan.
Ingat tidak ketika kita baru mulai belajar berjalan kemudian kita terjatuh dengan penuh kasih sayang orang tua mengangkat tubuh kita yang mungil sambil menyalahkan jalan yang membuat kita terjatuh? atau ketika kita kepala kita terantuk orang tua menyalahkan meja atau barang apa saja yang membuat kita terantuk? Benar! Sejak saat itulah kita sudah dididik dengan budaya untuk selalu menyalahkan yang lain terhadap hal buruk yang kita alami ketimbang mengkoreksi diri sendiri.
Ketika dalam pekerjaan kita tidak kunjung sukses kita sibuk menyalahkan rekan kerja yang tidak kooperatif atau bos yang pilih kasih. Ketika dalam ujian nilai kita tak kunjung baik kita menyalahkan teman lain mendapat nilai bagus dengan cara curang sehingga hanya nilai kita saja yang jelek kemudian ikut ikutan mengambil jalan curang agar mendapat nilai bagus. Ketika suatu kelompok agama semakin ditinggalkan umatnya maka mulai menyalahkan kelompok agama lain yang umatnya semakin bertambah banyak.
Ketika investor asing diuntungkan lebih banyak daripada bangsa kita yang memiliki sumber kekayaan alam, kita malah sibuk menyalahkan inverstor yang sudah jelas memang mencari untung ketimbang menyalahkan perwakilan bangsa kita yang memberi ijin kepada mereka dengan kontrak yang merugikan diri kita sendiri.
Ketika penemuan muktakhir datang dari dunia barat dan dijual dengan harga mahal lalu mulai menguasai sendi sendi kehidupan bangsa, kita sibuk menyalahkan tirani dan mafia barat telah membuat rakyat ketergantungan tapi tidak ada solusi lebih baik yang bisa kita tawarkan.
Pemerintah, oposisi, parlemen, ormas, kelompok agama, dan rakyat terus sibuk saling melemparkan kesalahan atas kegagalan-kegagalan yang terjadi di negeri ini.
Bahkan ketika hal buruk itu terus terjadi bertubi-tubi kita juga berani mulai menyalahkan Allah yang telah dianggap memberikan takdir buruk bagi kita!!!
Ya kita terlalu sibuk menyalahkan yang lain sehingga tidak punya waktu untuk mengkoreksi dan memperbaiki diri sendiri! Bagaimana mungkin kita akan menjadi lebih baik jika kita tidak memperdayakan diri kita sendiri untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik?
STOP menyalahkan yang lain! Ajarkan pada anak-anak kita agar berjalan berhati hati agar tidak terjatuh! Ajarkan pada anak anak kita untuk selalu memperhatikan sekeliling agar jangan sampai kepalanya terantuk! Maka niscaya di dalam hidupnya kelak anak-anak kita mampu berjalan dengan tegak tanpa terjatuh dan terantuk tanpa perlu lagi menyalahkan siapa-siapa lagi!
Ingat tidak ketika kita baru mulai belajar berjalan kemudian kita terjatuh dengan penuh kasih sayang orang tua mengangkat tubuh kita yang mungil sambil menyalahkan jalan yang membuat kita terjatuh? atau ketika kita kepala kita terantuk orang tua menyalahkan meja atau barang apa saja yang membuat kita terantuk? Benar! Sejak saat itulah kita sudah dididik dengan budaya untuk selalu menyalahkan yang lain terhadap hal buruk yang kita alami ketimbang mengkoreksi diri sendiri.
Ketika dalam pekerjaan kita tidak kunjung sukses kita sibuk menyalahkan rekan kerja yang tidak kooperatif atau bos yang pilih kasih. Ketika dalam ujian nilai kita tak kunjung baik kita menyalahkan teman lain mendapat nilai bagus dengan cara curang sehingga hanya nilai kita saja yang jelek kemudian ikut ikutan mengambil jalan curang agar mendapat nilai bagus. Ketika suatu kelompok agama semakin ditinggalkan umatnya maka mulai menyalahkan kelompok agama lain yang umatnya semakin bertambah banyak.
Ketika investor asing diuntungkan lebih banyak daripada bangsa kita yang memiliki sumber kekayaan alam, kita malah sibuk menyalahkan inverstor yang sudah jelas memang mencari untung ketimbang menyalahkan perwakilan bangsa kita yang memberi ijin kepada mereka dengan kontrak yang merugikan diri kita sendiri.
Ketika penemuan muktakhir datang dari dunia barat dan dijual dengan harga mahal lalu mulai menguasai sendi sendi kehidupan bangsa, kita sibuk menyalahkan tirani dan mafia barat telah membuat rakyat ketergantungan tapi tidak ada solusi lebih baik yang bisa kita tawarkan.
Pemerintah, oposisi, parlemen, ormas, kelompok agama, dan rakyat terus sibuk saling melemparkan kesalahan atas kegagalan-kegagalan yang terjadi di negeri ini.
Bahkan ketika hal buruk itu terus terjadi bertubi-tubi kita juga berani mulai menyalahkan Allah yang telah dianggap memberikan takdir buruk bagi kita!!!
Ya kita terlalu sibuk menyalahkan yang lain sehingga tidak punya waktu untuk mengkoreksi dan memperbaiki diri sendiri! Bagaimana mungkin kita akan menjadi lebih baik jika kita tidak memperdayakan diri kita sendiri untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik?
STOP menyalahkan yang lain! Ajarkan pada anak-anak kita agar berjalan berhati hati agar tidak terjatuh! Ajarkan pada anak anak kita untuk selalu memperhatikan sekeliling agar jangan sampai kepalanya terantuk! Maka niscaya di dalam hidupnya kelak anak-anak kita mampu berjalan dengan tegak tanpa terjatuh dan terantuk tanpa perlu lagi menyalahkan siapa-siapa lagi!
Langganan:
Postingan (Atom)